Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan penyakit yang melibatkan beberapa patofisiologi, termasuk gangguan fungsi pulau Langerhans dan resistensi insulin yang menghasilkan gangguan glukosa. Penderita DM dihubungkan dengan pengendalian glukosa darah. Pengendalian glukosa darah yang kurang dapat memberikan peluang terjadinya komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien Diabetes Melitus (DM) tipe II secara fisiologi dan biokimia.
Metode penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui Bakteri apakah penyebab ISK pada pasien DM tipe II secara fisiologi dan biokimia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 isolat, sampel diisolasi dari sampel urine pasien Diabetes Melitus tipe II secara fisiologi dilakukan dengan uji motilitas dan uji biokimia dilakukan dengan uji katalase, uji H2S, Uji fermentasi karbohidrat, uji sitrat dan uji MR-VP.
Jurnal Uji Karbohidrat Biokimia
Hasil penelitian karakterisasi bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien Diabetes Melitus tipe II secara fisiologi dan biokimia pada 16 sampel merupakan bakteri Staphylococcus sp. Dengan menunjukkan hasil positif pada Uji Katalase, dan Uji Fermentasi Karbohidrat (Asam) dan menunjukkan hasil negatif pada uji motilitas dan 1 sampel merupakan bakteri Klebsiella sp. dengan menunjukkan hasil negatif pada uji dan uji motilitas serta menunjukkan hasil positif pada uji sitrat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukannya Uji fisiologi dan Uji biokimia ditemukan bakteri Staphylococcus sp. Dan Klebsiella sp. pada pasien Diabetes Melitus tipe II Yang merupakan jenis bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih. Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mendeteksi bakteri infeksi saluran kemih pada pasien Diabetes Melitus Tipe II menggunakan metode PCR.
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya.[1] Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan.[1]
Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.[2] Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.[3] Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia.[4] Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat menghasilkan perubahan warna reagen.[4]
Uji fermentasi karbohidrat dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat.[5] Karboidrat/gula dapat difermentasikan menjadi bermacam-macam zat, seperti alkohol, asam, dan gas; tergantung pada macamnya gula dan spesies bakteri.[5] Terbentuknya asam pada uji ini ditandai dengan berubahnya warna indikator dalam medium.[5]
Sobat Zenius tau nggak, sih? Meskipun sel adalah unit terkecil dari sebuah makhluk hidup, masih ada zat-zat kimia yang membantu sel-sel ini untuk bertahan hidup, lho. Zat-zat kimia ini adalah senyawa biokimia.
Secara pengertian biokimia sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari zat kimia dan proses yang terjadi pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme dan perubahan yang mereka alami selama perkembangan dan kehidupan.
Istilah biokimia ini diperkenalkan pertama kali oleh Carl Neuberg, seorang kimiawan asal Jerman di tahun 1911. Saat itu, Neuberg melakukan eksperimen fermentasi alkohol dan menemukan sejumlah enzim yang berbeda seperti karboksilase.
Berkat penemuan itu, ilmu biokimia sekarang dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Mulai dari memecahkan berbagai masalah kesehatan hingga meningkatkan kualitas pertanian. Ilmu biokimia juga digunakan untuk mengatasi masalah limbah dan polusi, lho.
Yup, karbohidrat alias biomolekul sumber energi. Karbohidrat adalah molekul biokimia turunan hidrokarbon dan disebut juga polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton. Senyawa-senyawa yang menyusun biomolekul ini dapat dinyatakan dengan Cx(H2O)y.
Nah, bagaimana? Apa lo sudah mulai memahami biokimia? Kalau masih ragu, lo bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti materi-materi yang tersedia di Zenius. Yuk, buruan download aplikasinya atau langsung klik banner di bawah ini untuk belajar biokimia! 2ff7e9595c
Comments